Jurnal Ibu Pembelajar

A Journey To Be A Better Mom

  • Institut Ibu Profesional
    • Bunda Sayang
    • Bunda Cekatan
    • Bunda Produktif
  • Rumbel Literasi
  • Parenting
    • Portfolio Anak
    • Online Talent Club
    • Catatan Ibu
  • Belajar Alquran
  • About Me
You are here: Home / Family Stories / Belajar AlQuran / Talaqqi Menggunakan Fitur Break-Out Room di Zoom

January 25, 2022 by Fiftarina

Talaqqi Menggunakan Fitur Break-Out Room di Zoom

Sharing is caring!

Alhamdulillah, setelah libur satu setengah bulan di akhir tahun, acara pengajian rutin tahsin Bukit Panjang-Choa Chu Kang dimulai lagi.

Ada beberapa hal baru yang ingin dicoba oleh pengurus di tahun ini, seperti penggunaan full media zoom baik untuk sesi teori dan talaqqi, juga media quiz.

Memangnya sebelumnya seperti apa?

Sejak dulu, tahsin mempunyai dua sesi yang berbeda, sesi teori dan sesi talaqqi. Sesi teori dipakai untuk belajar materi ilmu tajwid, sedangkan talaqqi untuk menyimak dan memperbaiki bacaan Alquran. Nah, dua sesi ini diadakan secara berselang-seling, minggu pertama teori, minggu kedua talaqqi.

Ketika masuk ke masa pandemi, maka sesi teori pun diadakan dengan media zoom. Adapun sesi talaqqi dilakukan secara mandiri, di mana para anggota menghubungi mentor masing-masing untuk janjian video call talaqqi.

Ada beberapa kendala dengan sistem talaqqi seperti ini.

Pertama, sering lupa. Ya, terkadang baik anggota ataupun mentor lupa untuk saling mengingatkan sehingga baru ingat untuk talaqqi di ujung minggu. Sedangkan satu mentor harus menyimak 4-5 orang, cukup memakan waktu mengingat tugas emak-emak yang lain juga banyak kaan.

Kedua, bisa menyita waktu. Yaa, namanya juga emak-emak telpon, kadangkala ketika talaqqi selesai, telepon masih berlanjut dengan cerita-cerita dan curhat berkepanjangan hahaha. Sesi lima belas menit pun molor jadi satu jam.

Pengajuan Ide

Berbekal dari situ, semakin mantaplah kita untuk mencoba metode baru. Terus terang aku pun baru mendengar fitur break-out room dari anakku. Ya, sesi HBL (home-based learning) membuat mereka juga punya break out room saat pelajaran. Biasanya dipakai saat pelajaran Alquran untuk talaqqi atau ujian.

Setelah mengajukan ide ke tim pengurus dan mereka setuju, langkah selanjutnya adalah mengajukan ide kepada para anggota. Sejujurnya, sebagian dari mereka juga belum terlalu paham bagaimana cara kerja break-out room tapi semua willing to learn. Intinya adalah menjadikan sesi talaqqi ini mirip seperti ketika masih pengajian offline di masjid.

Langkah ketiga adalah testing. Di sesi materi minggu lalu, kami berusaha mencoba dulu, siapa yang perlu jadi co-host, siapa  yang masuk talaqqi duluan, cara leave break out room, dan lain-lain.

The Big Day

Akhirnya, tadi pagi kami perdana mencoba sistem break-out room untuk talaqqi ini. Ada tiga break-out room yang dipakai untuk masing-masing mentor. Anggota yang sudah hadir duluan dipersilakan talaqqi dulu satu per satu. Yg hadir pertama di break out room pertama, yang hadir kedua di room kedua, dan seterusnya.

Bagaimana dengan yang lain yang masih menunggu? Nah, di main room-nya, ada satu mentor yang bertugas untuk memandu diskusi uraian tajwid. Yang santai saja, dimulai dari ayat-ayat di juz 30. Jadi yang menunggu gak bengong tanpa kerjaan ya, tetap aktif berdiskusi.

Ketika yang talaqqi di break out room selesai, ia akan kembali ke main room dan anggota lain akan bergantian talaqqi. Seru kan!

Nah, tadi juga kita mencoba fitur sharing screen untuk menandai hukum-hukum tajwid yang sedang dibahas. Sayangnya di iOS masih terbatas fitur annotation-nya sehingga perlu menggunakan fitur annotation dari app Photos. Gakpapa, yang penting tujuan annotation tercapai, hehehe.

Bagaimana kesan para anggota?

Seru katanya.  Mereka lebih suka sesi talaqqi seperti ini karena benar-benar mengingatkan kembali pada sesi-sesi kita pengajian bareng di masjid. Jadwal yang terkumpul jadi satu juga membuat mereka diharapkan lebih bisa konsisten talaqqi.

“Eh tapi ada satu yang kurang, “ kata seorang member. “Bala-balanya belum ada,” celetuknya yang disambut tawa berderai oleh yang lain. Well, kalau untuk yang ini, kelihatannya masih harus goreng sendiri-sendiri ya.

Related Posts

  • How to Deal with Newborn Jaundice: A breastfeeding mother point of viewHow to Deal with Newborn Jaundice: A breastfeeding mother point of view
  • Game Level 7 Semua Anak Adalah Bintang Hari Ke- 14: Khadijah & Soto AyamGame Level 7 Semua Anak Adalah Bintang Hari Ke- 14: Khadijah & Soto Ayam
  • Game Level 8 Hari Ke-4: Rezeki Yang BarokahGame Level 8 Hari Ke-4: Rezeki Yang Barokah
  • Jurnal Bunda Produktif Zona GrowthJurnal Bunda Produktif Zona Growth
Sharing is caring!
❮❮ Previous Post
Next Post ❯ ❯

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

CommentLuv badgeShow more posts

About Me

Welcome! My name is Fiftarina. I started this website as an avenue to pen down things that I do with my family. Read more...

Subscribe to our Weekly Newsletter

Stay updated! Get notified on our newest posts right on your inbox

What are you looking for?

Reader’s Favorite

Taliwang Grilled Chicken, yumm..

Taliwang Grilled Chicken

Breastfeeding my baby on the go

Why I keep breastfeeding my baby beyond the first year

Playing with giant blocks at Imaginarium

Imaginarium at Singapore Art Museum

Recent discussion

  • Fiftarina on Penggunaan Teachable dalam Persiapan Menuju PSLE
  • Feri on Penggunaan Teachable dalam Persiapan Menuju PSLE
  • Fiftarina on Pengalaman Tak Terlupakan di Lee Wee Nam Library
  • Nurhilmiyah on Pengalaman Tak Terlupakan di Lee Wee Nam Library
  • Fiftarina on Pelajaran Berharga dari Sahabat di Rantau
  • Parenting & Motherhood
  • Kids Activities
  • Family Stories
  • From my kitchen

Pretty Chic Theme By: Pretty Darn Cute Design