Ada gak yang g tahu Olimpiade Matematika? Itu lho, lomba Matematika yang biasanya melibatkan peserta dari berbagai sekolah dan bahkan berbagai negara.
Ada banyak sekali jenis Olimpiade Matematika (Math Olympiad) yang ada di Singapura, tergantung dari siapa / negara mana yang ikut. Ada yang lokal Singapura, maupun internasional, dan bahkan yang bergengsi (hanya pelajar yang pernah menyabet medali di perlombaan sebelumnya yang boleh ikut).
Nah… bagaimana ceritanya Abdurrahman mengenal dan menjajal Math Olympiad? Simak ceritanya di bawah ini.
Kami dan Abdurrahman mulai mengenal adanya Math Olympiad tingkat Primary (SD) dari sekolahnya. Begitu Abdurrahman naik ke Primary 3 (kelas 3), Abdurrahman mendapat tawaran untuk mengikuti kelas mingguan khusus Math Olympiad. Kelas ini ditujukan bagi mereka yang tertarik untuk mengikuti Math Olympiad, dan sepertinya pelajarnya disaring dari nilai Matematika saat ujian akhir (SA2) Primary 2.
Di saat yang hampir bersamaan, teman suami yg juga dulu menjadi teman kuliah kami (dan anaknya juga sekelas dengan Abdurrahman) juga berbagi informasi tentang berbagai Math Olympiad yang diselenggarakan di Singapura. Teman kami ini sudah terlebih dahulu mengikutkan anaknya Dz di berbagai Math Olympiad sejak dia di Primary 2.
Ternyata, kompetisi yang bermacam-macam namanya itu, penyelenggaranya sama, SIMCC, dan dari website-nya kami bisa mengetahui jadwal kompetisi yang diadakan tiap tahunnya. Dari situ juga kami bisa mengetahui bahwa kompetisi yang diikuti sekolah hanya dua dari sekian banyak kompetisi yang ada. Dari sinilah perjalanan kami menjajal berbagai olimpiade bermula.
SMKC (Singapore Math Kangaroo Contest)
Ini kompetisi pertama yang diikuti Abdurrahman. Saat mendaftar, kami mendapat offer sekalian membeli buku ‘past year paper’-nya yang berisi soal selama beberapa tahun ke belakang.
Di sinilah kami mulai berlatih. Mengerut-ngerutkan kening mencoba memecahkan soal yang terlihat ruwet dan tertawa bersama ketika ternyata solusinya bisa didapatkan dengan cara yang mudah saja.
Di sini juga kami belajar bahwa bobot tiap soal berbeda, ada yang besar dan kecil, dan soal salah bisa bikin minus.
Long story short, hari kompetisi pun datang. Ketika hasil diumumkan, Abdurrahman tidak mendapat medal. Usut punya usut, saat sang bapak mengambil sertifikat partisipasi di kantor SIMCC, ketahuanlah bahwa jawaban Abdurrahman tidak terekam di komputer (mungkin saat mengarsir kurang hitam atau entah salah teknis di mana).
SASMO (Singapore and Asian School Math Olympiad)
Ini salah satu kompetisi yang diikuti Abdurrahman dan teman2nya dari sekolah. Seperti tercantum di namanya, peserta kontes ini berasal dari berbagai negara di Asia. Alhamdulillah, Abdurrahman berhasil mendapat medali perunggu (bronze) di sini.
SIMOC (Singapore International Math Contest Centre)
Ini kompetisi yang tidak diikuti sekolah, jadi kami mendaftar secara mandiri. Alasannya terlihat, biaya pendaftarannya cukup mahal, karena peserta diminta mengikuti kursus terlebih dahulu.
SIMOC Ini agak unik dibanding yang lain, karena kompetisinya bukan cuma ujian tertulis. Ada Math Warrior dan Mind Sport contest (semacam game berbasis matematika) yang menguji kejelian kita berpikir/ memecahkan suatu problem.
Di SIMOC ini, Abdurrahman gak mendapat medali apa-apa untuk ujian tulis, tapi ia berhasil menyabet Silver untuk Mind Sport Challenge, sesuatu yang tidak kami duga.
Kami pun menyelidiki, seperti apa sih Mind Sport Challenge itu. Ternyata game-game seperti memecahkan puzzle, yang memang kami amati menjadi salah satu kesukaan Abdurrahman.
Nah, dari situ, kami mencoba untuk mencari bakat yang lebih spesifik lagi. Barangkali dia puzzle-puzzle yang involving programming atau komputer?
Maka selanjutnya kami ikutkan dia di kompetisi BEBRAS. Ini adalah kompetisi yang menguji problem solving skill dikombinasi dengan sedikit informatika. Awalnya Abdurrahman kelihatan suka menjajal soal-soalnya yang memang challenging, tapii… agaknya dia kurang telaten untuk merunut cara memecahkan problemnya pelan-pelan. Pinginnya langsung Coba jawab saja, apalagi kompetisinya berbasis komputer. Alhasil, tidak mendapat medali apa-apa di sini.
AMO (American Math Olympiad)
Ini mirip seperti SASMO, cuma level soalnya lebih susah lagi dan menjadi lebih bergengsi juga. Kompetisi ini diikuti Abdurrahman dan teman-temannya dari sekolah. Alhamdulillah, di sini Abdurrahman mendapat bronze.
Cara Belajar untuk Math Olympiad
Oya, bagi yg ingin berlatih sendiri di rumah, ada beberapa macam buku latihan Math Olympiad yang bisa dicoba. SIMCC sendiri biasanya menerbitkan past year paper booklet seperti 3-year series atau 5-year series dari tiap kompetisi. Di booklet ini, soal-soal dikumpulkan per tahunnya. Untuk yang berdomisili di Singapura, bisa cek contoh past year paper seriesnya di toko berikut.
Selain booklet yang diterbitkan SIMCC, kita bisa juga membeli buku Math Olympiad yang ada di toko buku seperti Popular. Buku yang beli di Popular ini menurutku cocok buat pemula, karena isinya dibagi menjadi topik-topik yang berbeda, ada penjelasan ringkasnya, contoh soal dan cara pengerjaan berikut latihan soalnya. Contoh bukunya bisa dilihat di sini ya. Buku jenis ini pun levelnya bermacam-macam sesuai usia. Ada beginner, Junior 1, Junior 2, The Next Lap, maupun Intermediate. Silakan pilih-pilih sesuai usia dan kemampuan anak masing-masing.
Mendampingi Abdurrahman berlatih Math Olympiad ini juga menjadi sarana belajar juga bagi orang tuanya. Ngajari apa sih yang dilakukan ketika merasa ‘stuck’. Tips-tips seperti highlighting keyword, menulis ulang inti sari soal, dan juga menggambar model menjadi beberapa poin yang sering kami ajarkan. Ya sebetulnya ini bukan cuma buat Math Olympiad saja, bahkan pelajaran Math perlu ini (khususnya menginjak Upper Primary). Biasanya, semakin menantang sebuah soal, semakin perlu diri kita dalam menelaah kembali apa sih yang diinginkan dari soal itu, gak sekedar aha pake rumus ini pluk pluk ketemu jawabannya.
::
Menginjak Primary 4…
Tugas sekolah Abdurrahman semakin banyak. Ia kelihatan loose interest dengan soal-soal Math Olympiad yang menantang. Walaupun bapaknya masih semangat mendampinginya belajar, lama-lama banyak terjadi cekcok dan drama saat berlatih bersama.
Di saat yang bersamaan, minat Abdurrahman mulai beralih kepada sirah Nabawiyah. Maka dari sini kami sebagai orang tua tidak ingin terlalu pushy dalam mendorong Abdurrahman. Walaupun si bapak masih yakin bahwa Abdurrahman punya potensi, tapi lama-kelamaan ia memutuskan ya terserah anaknya saja, kalau masih mau ikutan ya ayo, kalau enggak ya sudah gapapa.
SMKC P4
SMKC kali ini diselenggarakan secara online, setelah beberapa kali diundur dan situasi belum memungkinkan untuk penyelenggaraan kompetisi besar-besaran di suatu tempat. Dengan menggunakan Zoom, anak-anak mengikuti olimpiade secara online, soal juga ditampilkan online dan ada dua kamera yang dipakai tiap peserta (anak dan ortu) untuk pengawasan supaya tidak ada yang curang. Di sini, kami pasrah kalau tidak dapat apa-apa mengingat persiapan yang minim dan Abdurrahman yang cukup resistant. Tak disangka, Abdurrahman bisa mendapatkan Bronze.
Di sini muncul nama kompetitor baru. Jika biasanya yang sering dapat medal dari kalangan teman Abdurrahman adalah Dz (anak teman kami tadi) dan selalu Gold (haha) sampai-sampai Abdurrahman merasa gak mungkin aku bisa seperti dia, si nama baru ini somehow menyadarkan Abdurrahman bahwa perubahan bisa terjadi. Si M yang dulu ga pernah dapat gold eh tetiba bisa dapat Gold bersama Dz.
Di sini sang bapak juga menyemangati ala boys, ga usah mikir ngalahin Dz, samain dulu si AT yang dapat silver atau si M.
SASMO P4
Jujur, kami gak ngarep apa-apa di kompetisi ini. Anak-anak baru saja masuk lagi ke sekolah pasca home-based learning dan kelas Math Olympiad sdh lama ditunda. Abdurrahman juga kelihatannya tidak terlalu tertarik lagi. Tapi sungguh tak disangka, malah di saat seperti ini ia bisa mendapatkan Gold. Wah… serasa gak percaya. Si bapak langsung kegirangan juga saat dikabari tentang hal ini. Alhamdulillah, Abdurrahman langsung mendapat banyak ucapan selamat, baik dari sekolah, keluarga, dan dari teman-teman bapaknya.
Jadi, apakah kami masih akan melanjutkan ikut Math Olympiad setelah ini? Kami kembalikan lagi ke si anak. Rupa-rupanya si Abdurrahman kembali muncul semangatnya setelah berhasil meraih medali. Maka selanjutnya, kami akan bersiap-siap menghadapi AMO.
Update Olimpiade Matematika 2021:
Alhamdulillah di tahun 2021 Abdurrahman semakin bersemangat dalam mendalami Matematikanya. Efek dikumpulkan dengan sesama pecinta Matematika? Boleh jadi. Sekarang Abdurrahman dikelompokkan dengan 14 anak lainnya yang sama-sama berprestasi di dunia Matematika.
Efek gurunya yang super ‘passionate’ dengan Matematika? Bisa juga. Allahu a’lam.
Sampai saat ini, perolehan medali Abdurrahman terus bertambah:
- AMO 2020 (P4) gold medal
- SASMO 2021 (P5) silver medal
- Hwa Chong SMOP 2021 (P5) silver medal
- SMKC 2021 (P5) silver medal
- AMO 2021 (P5) bronze medal
- SASMO 2022 (P6) bronze medal (modal belajar cuma minimalis)
- AMO 2022 (P6) bronze medal
- SASMO 2023 (Sec 1) gold medal (dia bilang soalnya susah bet, belajar angot-angotan, tetapi alhamdulillah masih dapat medali juga)
Apa dia selalu dapat medal? Nggak juga. Sejujurnya malah jelang dan selama Ramadan, hampir tiap pekan ada perlombaan Matematika sampai-sampai kita pasrah, dah gak perlu ngoyo persiapan.
Alhamdulillah Abdurrahmannya terlihat menikmati, gak stress, bisa bergurau sama temannya sepulang kompetisi kalau sama-sama stuck atau asal nembak jawaban, hahaha. Ini dia resilience yang kita inginkan. He has good competitors and healthy competition, alhamdulillah.
Dari perjalanan ini ada beberapa hal yang bisa kami ambil pelajaran:
- Potensi dan bakat itu tak langsung kelihatan menonjol dan langsung bagus. Adakalanya perlu diasah untuk menjadi lebih baik dan semakin baik lagi.
- Cara belajar anak berbeda-beda. Yang kami perhatikan, Abdurrahman kurang cocok / efektif dengan cara belajar bersama banyak orang. Ia lebih masuk belajarnya kalau didampingi one to one. Alhamdulillah, bapaknya telaten mendampingi dia belajar di sini. Kalau saya, sejak Maryam lahir, sudah angkat tangan buat mata pelajaran yang susah hahaha, cukup yang ringan-ringan saja.
- Minat dan passion ada pasang-surutnya. Seperti halnya Abdurrahman yang dulu suka Math tapi kemudian beralih ke sirah. Bisa jadi karena kondisi kelas yang berbeda (P4 jauh lebih berat dari P3 sehingga ia sudah terlalu lelah untuk mikir yang susah-susah) atau hal lain. Follow the flow. Kalau lagi surut ya jangan dipaksakan sekali nanti patah. Tugas orang tua hanyalah following child interest, mendampingi anak mencari passion dan mengasahnya.
Demikianlah sekelumit cerita tentang Abdurrahman dan Math Olympiad nya, Semoga ada hikmah dan manfaat yang bisa diambil dari kisah ini.
Galeri foto (sumber dokumentasi: Madrasah Irsyad Zuhri al Islamiyah)
Mama piala says
Mba apakah boleh sharing, untuk SIMOC, harus belajar darimana saja ya? Anak ku ikut SIMOC kelas 4. Tks banyak yaa..
Fiftarina says
Halo, maaf yaa balasnya telat. Anakku baru sekali ikut SIMOC dan kalau gak salah dulu ada trainingnya langsung dari SIMCC. Nah dari situ dapat buklet conotoh soal dan diajari beberapa game-nya. Semoga sukses buat anaknya.