Bismillah
Untuk day 14 ini, saya ingin berbagi kisah ttg observasi (spoiler alert: bakal agak panjang nih..)
Saat Khadijah pulang, saya baru saja pulang dr pasar membeli bbrp bahan makanan. Dia terlihat happy.
I: mbak Dijah happy sekali, di sekolah tadi ada yg fun ya?
K: enggak ada
I: oo.. trus mbDijah happy nya knp? Ah.. Ibu tahu.. pasti karena ibu beli cherry tomato kesukaan mbak Dijah ya?
K: Iyaa.. (Dengan wajah sumringah)
Lalu ia lanjut bercerita ttg what’s happening at school. Si itu punya bag baru, si new student yg sdh bbrp hari ga masuk akhirnya masuk. Ticer yg itu punya stamp baru (itu lho.. stamp2 Ky ‘nice job’,’well done’).
Mgkn mmg kalo anak perempuan ceritanya mendetail ya. Dulu Mas Abdur pas nursery jarang bgt cerita panjang lebar Ky ini.
Sorenya, ganti saya mengobservasi si abang. Pengalaman sebelumnya, kalo ditanya ‘how’s school?’ Jawabannya standard, ‘ok kok Ibu.’Maka saya berusaha bertanya lbh spesifik.
I: mas Abdur, you look tired. Tadi jadi bs bobok di bus? (Mmg td pagi ia sempat mengeluh capek)
A: ga bisa Ibu, I just closed my eyes for a while only but I was not sleepy
(Mas Abdur Ini mmg morning person Ky Ibu. Pagi hbs shubuh jarang bgt bs tidur lagi.)
I: it’s ok, Mas Abdur. I understand. Tadi di bus pulang gmn?
A: tambah ga bisa Ibu, the bus is very noisy.
Dan dia lanjut bercerita ttg bussmate nya yg nggangguin dia dengan melempar notebook dan pensil nya ke belakang tak henti-henti.
Terakhir, songkoknya diambil dan dilempar ke lantai.
Saya yg sedang nyambi menyelesaikan persiapan dinner lgs refleks menoleh.
Klo duluu pas dia masih di P1, saya lgs naik darah biasanya, ‘Kok kamu diem aja sih digangguin temenmu. Harusnya kamu bilang ga suka dll dll.’
Kali Ini saya bergumam
I: Hmm.. Klo Ibu jadi Mas Abdur, Ibu udah marah tuh. Mas Abdur ga marah?’
A: Mas Abdur ud bilang I don’t like it tp tetep aja dia ga berhenti, Ibu..
I: knp ga bilang Cik Siti (school bus assistant )
A: Cik Siti ga ada.(Yah., ga mgkn dong dia laporan sm pak supir)
I: yg digangguin siapa aja?
A: Mas Abdur aja
I: Yang lain enggak?
A: (menggeleng)
Saya menghela nafas. Sudah bbrp kali saya mendapat cerita mirip2 kaya gini. Entah barangnya dimainin, atau uang nya dipinjem ga balik.
Sedih dan marah campur jadi satu. Dan Abdurrahman selalu ga mau cerita dgn bpknya. Dia tahu bpk pasti marah krn dia ga melawan. (Atau mgkn lbh tepatnya berusaha melawan tapi temennya ga takut).
Pdhl Klo di rumah dia bs marah juga.. tapi kalo tidak bersama kami, ia menjadi lebih reserved dengan emosi nya.
Kadang saya merenung.. apa mungkin kami keseringan marah2 sama dia, jadi ia takut dimarahin orang lain? Atau mgkn mmg krn sifat nya yg pendiam di luar shg bs jadi sasaran empuk buat digangguin? Yg jelas Ini PR buat kami ortunya untuk memperbaiki komunikasi kami dengan anak2 di rumah.
#hari14
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional
Leave a Reply