Apa yang kudapat dari menghafal Alquran?
Bagiku, perjalanan menghafal Alquran telah memberiku begitu banyak harta karun.
Ya, menghafal membuatku jadi mau tak mau sedikit sedikit mempelajari arti dari ayat Alquran.
Dari situ pula, ketertarikanku terhadap bahasa Arab muncul, walaupun baru bisa belajar dasar-dasarnya saja. Belajar Alquran dan bahasa Arab, inilah kombinasi booster yang sangat membahagiakan.
Menghafal juga membuatku menyelami banyak kisah dan topik dalam Alquran. Ternyata begitu banyak kisah yang belum sempat aku ketahui sebelumnya, atau hanya tahu sekilas saja, tetapi dijelaskan begitu detail dan gamblang dalam Alquran.
Apalagi jika ketambahan baru mendengarkan kajian yang menyinggung ayat yang sudah dihafal, rasanya bisa membayangkan bagaimana kondisi Rasulullah shallallaahu alayhi wasallam dan para sahabat ketika ayat tersebut turun. Ah, susah dijelaskan bagaimana rasanya.
Begitu banyak janji Allah dalam Alquran, yang biasanya dibaca sepintas lalu saja. Melalui menghafal dan mengulang-ulang, hati semakin yakin akan janji-janji tersebut. Bahwa ia nyata.
Refleksi Perjalanan
Perbarui niat
Tilik lagi niat kita, sudah ikhlaskah? Ini perlu direviu terus, tak hanya sekali. Berdoa juga kepada Allah agar terus diberikan keikhlasan.
Yakinlah, Alquran itu mudah.
Allah ulang ayat ini 4x di dalam Al Qomar.
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا ٱلْقُرْءَانَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ
Sungguh telah Kami mudahkan Alquran untuk pelajaran, maka adakah yang mengambil pelajaran.(54:17,22,32,40)
Seseorang dulu pernah mengingatkanku ketika aku merasakan kewalahan dalam memenej murojaah. Yakin gak, Allah sudah katakan lo di dalam Alquran.
Nikmati prosesnya
Ini adalah proses panjang, tak bisa instan. Perjalanan satu orang pasti beda dengan yang lainnya. Tantangan yang dihadapi belum tentu sama.
Pasti ada up and down nya.
Tunjukkan kesungguhanmu, walau hasil mungkin belum sesuai harapan.
Ingat selalu Al Ankabut 69:
وَٱلَّذِينَ جَٰهَدُوا۟ فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلْمُحْسِنِينَ
“Barang siapa yang bersungguh-sungguh mencari keridhaan Kami, sungguh akan Kami tunjukkan jalan-jalan Kami.”
Lanahdiyannahum: di sini ada dua taukid, la di depan berarti sungguh-sungguh, begitu juga na di belakang fi’il (sebelum hum) yang punya makna sungguh juga.
Yakinlah, Allah pasti tunjukkan jalannya.
Jangan sendirian.
Cari guru atau teman untuk menguatkan. Gabung di komunitas. Namun, di sisi lain, jangan lalu terlalu menggantungkan diri dengan komunitas, harus selalu didorong-dorong terus sama yang lain. Kita juga harus punya self-drive.
Tulis Rencanamu
Mau murojaah jadwalnya bagaimana, tulis. Ada terpikir ayat yang kurang lancar perlu waktu khusus murojaah, tulis plan-nya.
Jangan hanya dipikir di kepala. Dengan menulis, rencana lebih dekat dengan realisasinya. Jika hanya di kepala, rencana mudah menguap karena kita mudah lupa.
Bersabar dengan diri sendiri karena semua perlu pembiasaan
Seperti halnya kita membiasakan diri dengan habit baru, begitu juga proses menghafal. Rutinkan dulu satu proses, beri waktu sampai kita konsisten, baru lanjut yang berikutnya.
Seperti halnya murojaah sambil bersepeda, itu tidak langsung rutin dari awal langsung rajin. Adakalanya lupa ngecek jadwal, akhirnya murojaah random. Adakalanya merasa suasana hati gak enak, akhirnya gak murojaah sama sekali. Perlu sedikit kedisiplinan agar tiap mau ngayuh sepeda sudah on the mood untuk murojaah.
Begitu juga ketika mencoba murojaah ketika salat. Niat murojaah iya, tapi blank mau baca yang mana, akhirnya urung. Atau salatnya keburu-buru haha. Atau lewat aja, tiba-tiba lo kok sudah tahiyat. Perlu konsistensi niat awal, oh iya mau murojaah, bagian mana ya. Kalau perlu buka Quran dulu. Begitu tiap kali hendak murojaah dalam salat.
Berdoa minta pertolongan Allah. Ingat kita punya Allah yang pasti mampu menolong kita.
وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ
Dan Tuhanmu berfirman, berdoalah kepada-Ku, akan aku perkenankan bagimu (Ghofir: 60)
Baiklah, kucukupkan sekian refleksi perjalananku sementara ini. Mudah-mudahan bisa memberikan manfaat.
Leave a Reply