Aliran Rasa Game Level 5 Menstimulasi Anak Suka Membaca
Bismillah
Alhamdulillah, berakhir juga tantangan 10 hari menstimulasi anak suka membaca.
Sebagai rekap, saya melakukan project ini bersama anak-anak. Maryam yang paling kecil membaca buku yang berbeda-beda setiap hari, sedangkan abang dan kakaknya membaca satu cerita per hari. Alhamdulillah akhirnya saya pun berhasil menyelesaikan buku yang saya baca beberapa hari yang lalu.
Rasanya? Senaaang sekali… Seperti yang sudah saya ceritakan di postingan pertama, saya mengalami penurunan semangat dlm membacakan buku untuk anak-anak, khususnya setelah Maryam lahir. Padahal dulu sesi baca buku sama anak-anak bisa 2x sehari. Alhasil, anak-anak pun jadi ikutan turun semangatnya.
Alhamdulillah, tantangan 10 hari berliterasi ini bisa membangkitkan lagi semangat membaca di rumah kami. Anak-anak pun senang bisa membaca lagi bersama saya.
Consistency Is A Key
Supaya membaca buku bisa menjadi rutinitas harian, saya perlu konsisten. Utamanya dengan waktu bed time story anak-anak. Setelah isya’ diusahakan semua urusan dapur dan cucian selesai. Jadi begitu anak-anak pulang dari masjid, mereka langsung masuk ke bed time routine (termasuk baca buku), lalu tidur. Di sini saya harus disiplin, karena telat sedikit, Abdurrahman bisa-bisa tidak kebagian jatah baca buku karena jam 9:30 dia sudah harus tidur.
Alhamdulillah, dengan menunjukkan konsistensi ini, suami jadi lebih mudah dimintai tolong saat saya tidak bisa membacakan anak-anak buku, misal saat Maryam nya keburu ngantuk dan rewel.
Terkhusus Abdurrahman, bagi saya saat-saat membaca itu waktu spesial kami mengingat kegiatannya yang sudah semakin banyak.
Khadijah pun senang karena waktu membacanya nambah. Sebelum bobok siang untuk bacaan singkat dan sebelum bobok malam untuk cerita yang agak panjang, bergantian dengan Abdurrahman.
Saya juga belajar bersabar dalam membacakan buku ke dua anak yang tipenya berbeda. Si Khadijah yang tiap kali baca satu kalimat langsung di-stop dan diberondong pertanyaan, sama si Abdurrahman yang cenderung ‘nrimo’ walaupun gak ngerti jadi mesti sering-sering ditanya balik.
Bagaimana dengan Maryam? Hihihi.. senang melihat dia mulai me-response isi buku. Walaupun saya tahu, masih panjang jalan mengenalkan literasi kepadanya. InsyaAllah pelan-pelan ya nak…
Adapun mengenai format T10 nya, sejujurnya saya merasa kurang all out dalam menulis review bukunya. Duh pingin rasanya menulis yang bagus, plus dihias-hias seperti teman yang lain, apa daya waktuku terbatas. Jadi saya mencukupkan diri dengan laporan ringkas saja.
Special thanks buat pe er grup Genk Duren yang selalu bisa mengobarkan semangat ngerjain T10, love u all ????.
Fiftarina Puspitasari
Singapore, 28 January 2019
Leave a Reply