Bismillah
Insyaallah aku akan memulai catatan tentang ringkasan Qur’an journalling di sini. Untuk ayat pertama, tentang surat Shood 29.
كِتَٰبٌ أَنزَلْنَٰهُ إِلَيْكَ مُبَٰرَكٌ لِّيَدَّبَّرُوٓا۟ ءَايَٰتِهِۦ وَلِيَتَذَكَّرَ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ
Artinya:
Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran (Quran surat Shood: 29)

Ayat ini terngiang di telinga ketika mempelajari adab membaca Al-Qur’an di pengajian tahsin. Ayat yang sederhana tetapi isinya sangat mendalam.
KOSAKATA
- Liyaddabbaru berasal dari dua kata: li (untuk) + yaddabbaruu. Yaddabbaru sendiri berasal dari kata yatadabbaru. Akan tetapi, huruf ta diidghomkan kepada huruf dal sehingga menjadi tasydid, yaddabbaruu.
تدبر – يتدبر – تدبر => tadabbara (bentuk fiil madli) – yatadabbaru (fiil mudhori’) – tadabbur (mashdar), yang artinya memikirkan atau merenungkan
- Mubaarokun -> dari kata barokah
Barokah sendiri artinya banyaknya kebaikan dan langgengnya.
TAFSIR
- Kitab yang penuh berkah
- Memiliki banyak kebaikan dan ilmu yang banyak, petunjuk dari kesesatan dan penawar dari segala penyakit, penerang dalam kegelapan
- Liyaddabbaru
- Ini adalah hikmah diturunkannya Al-Qur’an, agar manusia dapat merenungkan ayat-ayatnya dan menghayati hikmahnya, memikirkan berulang-ulang
- tadabbur merupakan amalan yang paling utama, dibandingkan dengan bacaan cepat tanpa menghayati makna
- Liyatadzakkara
- agar orang-orang yang berakal dapat mengambil pelajaran
(Sumber: Tafsir As-Sa’di)
- Al-albab adalah bentuk jamak dari kata “lub” yang artinya akal.
- Hasan Al-Bashri berkata, “Demi Allah, bukanlah cara mengambil pelajaran dari Al-Qur’an itu dengan menghafal huruf-hurufnya tetapi menyia-nyiakan batasannya sehingga seseorang dari mereka mengatakan ‘aku telah membaca keseluruhan Al-Qur’an tetapi pada dirinya tidak ada ajaran Al-Qur’an yang disandangnya baik pada akhlaknya ataupun pada amal perbuatan.'”
- Salah satu tujuan (ghooyah) utama diturunkannya Al-Qur’an adalah untuk ditadabburi. Dengan tadabbur, maka buahnya adalah tadzakkur (mengambil pelajaran), lalu memotivasi kita untuk beramal.

PELAJARAN YANG KUAMBIL
- Ketika banyak orang di sekitarku berlomba-lomba tilawah (dan itu sungguh bagus), aku diingatkan lagi bahwa ada satu hak Al-Qur’an yang sangat kurang dalam pemenuhannya, yaitu tadabbur.
- Di suatu buku Liyaddabbaruu Aayaatihi karya Syaikh Nashir bin Sulaiman, beliau berkata, “Begitu banyak majelis membaca, majelis tahfiz, tetapi baru sedikit majelis tadabbur.” Ah, rasanya ngena sekali dan jadi ingin mewek.
- Salah satu ayat yang berkaitan dengan ayat ini adalah di surat Furqon:30 ketika Rasulullah shallallaahu alaiyhi wasallam mengadukan bahwa kaumnya menjadikan Al-Qur’an sesuatu yang diacuhkan. Maka salah satu yang termasuk perbuatan meninggalkan Al-Qur’an adalah dengan meninggalkan tadabbur.
- Jangan sampai kita termasuk orang-orang yang terkunci hatinya (QS Muhammad: 24) karena tidak mau merenungkan isi Al-Qur’an.
Mari kita mulai menyempatkan diri untuk tadabbur Al-Qur’an, walaupun dengan porsi yang sedikit. Ingat, Allah menyukai amalan yang kontinu walaupun sedikit. Semoga kita termasuk orang-orang yang mau merenungi dan mengambil pelajaran dari Al-Qur’an, aamiin.