Bismillah
Apa sih peralatan rumah tangga andalanmu? Kalau saya yang ditanya, jawabannya adalah food processor.
Alasannya? Sederhana saja, karena food processor membuat tugas memasak di dapur menjadi lebih cepat dan mudah.
Dulu sebelum punya food processor, setiap kali memasak saya mesti menghabiskan kurang lebih satu jam. Dari menyiapkan bumbu, bahan yang mau dimasak, sampai makanan matang. Sekarang, setelah rutin menggunakan food processor, waktu memasak saya berkurang menjadi separonya, yah kira-kira 30 menit saja.
Selain itu, food processor ini telah membantu saya menyukseskan program memasak sehat yang diprakarsai pak suami. Beliau cukup anti dengan bumbu instan ber-MSG dan makanan olahan instan. Padahal saya bukan orang yang pandai masak hahaha. Jadilah, food processor ini yang menemani saya bereksperimen mencoba resep masakan baru.
Si foodie, julukan saya untuk food processor di rumah, sangat berjasa dalam meningkatkan jam terbang saya di dapur. Setelah punya foodie-lah, saya berani mencoba resep-resep Nusantara kaya bumbu seperti rawon, rendang, ayam taliwang, dan lain-lain.
Food processor bisa dipakai untuk apa saja sih?
Saya memakai food processor secara rutin untuk menyetok bumbu halus (bawang putih dan bawang merah seringnya, kadang juga cabai giling) dan juga sambal.
Di masa-masa lagi rajin nguplek di dapur, saya juga menggunakan food processor untuk bereksperimen mengolah daging giling untuk nugget dan bakso, membuat adonan donat dan cemilan anak lainnya.
Yang suka bikin saus dan selai homemade seperti saus tomat, keju atau selai kacang, nah food processor ini bisa jadi andalanmu. Dulu saya pernah mencoba bikin selai kacang sendiri dan takjub karena hasilnya bisa lembut seperti selai kacang komersial.
Selain itu, food processor juga bisa dipakai untuk memarut dan mengiris buah dan sayur (slicing dan shredding). Hal ini akan sangat membantu jika perlu memotong / memarut dalam jumlah besar.
Kelebihan dan kekurangan food processor
Enaknya punya food processor:
1. Persiapan masak jadi cepat
Food processor bisa menghaluskan bahan makanan dalam beberapa detik saja, atau maximal kurang dari 1 menit untuk menggiling daging. Hal ini menjadikan proses menyiapkan bumbu atau bahan makanan di dapur jadi super cepat.
2. Food processor bisa menghaluskan bahan makanan tanpa bantuan air. Berbeda dengan blender yang perlu air dalam pengoperasiannya.
Hal ini sangat berguna utamanya saat untuk menyetok makanan instan rumahan seperti nugget dan bakso. Tinggal beli daging ayam fillet atau sapi, lalu serahkan urusan menggiling dan mengaduk adonan kepada food processor. Masak jadi praktis!
Kelemahan food processor:
1. Ada beberapa bahan makanan yang tidak bisa digiling sampai lembut dalam food processor, seperti keluwak dan cabai. Entah mengapa, hasil gilingannya hanya seperti dicincang yang menurut saya kurang halus.
2. Bising. Nah ini nih, yang bikin kadang malas menggunakan food processor kapan saja. Suara bisingnya bisa seperti mesin potong rumput. Jadi bagi saya, no no banget untuk menggunakan food processor saat ada anggota keluarga, utamanya yg mudah terbangun, sedang tidur.
Tips: Untuk mengurangi kebisingan, letakkan kain lap/ handuk di bawah mesin food processor. Kain ini akan membantu meredam suara mesin sehingga bunyinya lebih halus, tidak sebising ketika food processor langsung diletakkan di permukaan meja atau counter dapur yang keras.
3. Printilannya banyak bikin malas mencuci.
Nah, siapa yg gak suka pakai food processor krn malas nyucinya? Ngacung… hihihi.
Saya pribadi kadang merasa malas memakai food processor kalau cuma untuk menyiapkan bumbu sekali masak. Ribet banget nyuci printilannya, mending diulek manual. Akan tetapi, beda ceritanya kalau sekali pakai kita langsung bisa mengolah bahan makanan dalam jumlah besar. Rasanya lebih worth gitu ya.
Oleh karena itu, saya memutuskan untuk menyiapkan stok bumbu / makanan dalam jumlah besar sekaligus. Sebagai contoh, saya menggunakan food processor untuk menghaluskan bawang merah dan bawang putih untuk stok satu bulan atau lebih . Setelah bumbu halus ditumis, saya masukkan bumbu tersebut ke dalam kotak kecil-kecil untuk disimpan di freezer. Cukup menggunakan satu kotak di kulkas untuk keperluan masak per minggunya. Kalau sudah habis baru nyetok lagi.
Sama juga seperti penggunaan food processor untuk membuat homemade nugget. Langsung bikin sekali banyak, kukus, potong-potong dan disimpan di freezer untuk stok jangka panjang.
Dengan begini, saya tidak merasa sakit hati saat mencuci pernak-pernik si food processor, karena jumlah makanan yang dihasilkan juga banyak, hehehe…
Tips memilih food processor
Tertarik ingin punya food processor tapi bingung karena banyak sekali pilihannya?
Apa saja sih yang sebaiknya diperhatikan dalam memilih food processor? Mungkin kamu bisa coba pertimbangkan hal-hal berikut ini:
1. Fungsi yang diinginkan dan aksesoris. Semua food processor bisa digunakan untuk mencincang / menghaluskan makanan (dengan chopping blade) dan sebagian besar bisa digunakan untuk mengiris dan memarut. Tapi ada juga lho, food processor yang memiliki fitur tambahan, seperti:
- Corong untuk memasukkan bahan makanan dari atas. Biasanya corong ini kita pakai saat memasukkan bahan makanan untuk diiris/diparut. Ada food processor yang corong atasnya kecil, sehingga bahan makanan yang masuk mesti dipotong-potong dulu. Ada pula yang corongnya lebih lebar sehingga sayuran utuh seperti kentang bisa langsung masuk tanpa dipotong. Lebih hemat waktu gak perlu potong-potong dulu.
- Dough blade, yang khusus dipakai untuk menguleni adonan roti. Beberapa malah memiliki fitur ‘dough button’ untuk menguleni adonan roti.
- Variable slicing blade, sehingga kita bisa menentukan seberapa tebal irisan yang kita inginkan. Kalau masakanmu perlu banyak mengiris-iris dalam jumlah besar, tapi tebal irisannya berbeda-beda, mungkin fitur ini bisa sangat membantu.
- French fries blade. Suka bikin kentang goreng di rumah tapi ga suka bagian potong-potongnya? Nah, ada juga lho food processor yang dilengkapi blade khusus buat memotong kentang ala French fries.
2. Ukuran mangkuk (work bowl). Food processor punya ukuran mangkuk yang berbeda-beda. Dari yang mini (ukuran 3 cup) sampai yang jumbo (16-cup). Tentunya dalam menentukan ukuran mangkuk ini bisa dipertimbangkan dari bagaimana rencanamu memakai si food processor dan space yang tersedia untuk menyimpannya di dapur. Kalau ingin dipakai harian untuk menghaluskan bumbu sekali masak, ukuran 3-cup dari food processor mini sudah cukup kali ya. Tapi kalau suka menyetok seperti saya, coba cari ukuran 8-cup ke atas. Oh ya, ada juga lho food processor yang dilengkapi dua ukuran mangkuk yang berbeda. Seperti model ini, yang dilengkapi dengan mangkuk berukuran 12-cup dan 4-cup. Jadi bisa pakai yang kecil untuk menghaluskan bumbu sehari-hari dan pakai yang besar untu menyetok.
3. Merek dan harga.
Orang Jawa bilang, ‘ono rego ono rupo’.
Food processor ternama seperti Cuisinart tentunya memiliki performa yang bagus, konsisten dalam hasil memotong/memarut dan menghaluskan. Akan tetapi, siap-siap saja merogoh kocek agak dalam karena harganya mahal.
Eh tapi bukan berarti yang murah pasti jelek ya. Saya pribadi menggunakan Black & Decker food processor yang dibandrol cukup murah. Fiturnya standar saja, bisa menghaluskan, mengiris, dan memarut. Akan tetapi, bagi saya hal tersebut sudah cukup. Alhamdulillah, 8 tahun berlalu dan si foodie masih awet sampai sekarang.
::
Baiklah…, sekian cuap-cuap saya tentang si food processor andalan saya di rumah. Bagaimana dengan kamu, peralatan rumah tangga apa sih yang kamu andalkan?
Leave a Reply