Beberapa hari yang lalu, saya dikejutkan sebuah liputan yang membahas tentang menstrual poverty. Topik yang jarang jadi bahan diskusi ini mengupas tentang kondisi sebagian wanita di berbagai belahan dunia yang tidak mampu membeli pembalut saat datang bulan.
Ya, kebanyakan mereka menggunakan kain perca untuk menampung darah haidnya. Bahkan mirisnya, sebagian lagi menggunakan kertas koran. Duh, langsung patah hatiku huhuhu.
Di beberapa liputan lain, disebutkan juga bahwa minimnya akses atas pembalut bersih ini menjadikan para wanita tersebut menggunakan ‘pembalut’ mereka lebih lama dari waktu yang seharusnya, sehingga meningkatkan resiko munculnya penyakit karena masalah kebersihan daerah kelamin.
Tak hanya itu, sebagian mereka tumbuh menjadi pribadi yang membenci masa datang bulan. Beberapa bahkan berpikir, lebih baik aku hamil karena bisa libur dari haid paling tidak selama sembilan bulan. Ah, sungguh rasanya sedih sekali mendengar cerita ini.
Di Malaysia, seorang aktivis wanita berjuang untuk memberikan akses pembalut gratis kepada kelompok wanita ini supaya mereka bisa menjalani masa haid dengan nyaman. Dan sungguh, perjalanannya tak mudah lo. Dari diskusi-diskusi di kalangan terbatas, sampai akhirnya usulan tersebut disetujui oleh parlemen dan dieksekusi, semuanya memerlukan proses yang panjang.
Saya jadi berpikir, alangkah baiknya jika ke depannya ada pihak-pihak yang bisa memberikan edukasi bagi warga yang ada di kelompok ini. Selain dari pengetahuan dasar bagaimana cara menjaga dan membersihkan diri di masa haid, kita juga bisa mengenalkan konsep pembalut kain dan menyumbangkan pembalut kain untuk mereka. Dibanding pembalut sekali pakai, tentunya pembalut kain lebih ekonomis karena mereka tidak perlu punya budget pembalut baru setiap bulan.
Hal lain yang juga bisa diajarkan adalah cara membuat pembalut kain sendiri. Ya, karena sejatinya menspad ini mudah sekali dibuat. Dengan sedikit teknik dasar menjahit, bahan handuk dan kain perca, kita bisa membuat pembalut kain sendiri.
InsyaAllah, di tulisan selanjutnya, saya akan bercerita lebih banyak lagi tentang pembalut kain ya.
Yang terakhir, apa pelajaran yang bisa kita ambil di sini? Bahwa bisa memakai pembalut ‘proper’ setiap bulannya, baik itu sekali pakai maupun menspad, adalah sebuah kemewahan tersendiri. Semoga kita semua bisa belajar untuk mensyukuri nikmat-nikmat yang terasa kecil seperti ini, aamiin.
Leave a Reply