Bismillah
Sudah tiga bulan terakhir ini, saya bergabung di kelas menghafal Al Quran. Kelas ini cukup unik, karena metode menghafal Al Quran yang digunakan tidak seperti kelas hafalan pada umumnya.
Nama kelasnya TQT (Tahfiz Quran Tematik). Di kelas ini, kami belajar menghafal Al Quran dengan lebih menyeluruh. Kalau biasanya menghafal Al Quran lebih identik dengan menghafalkan lafaznya saja, maka tidak demikian dengan kelas ini.
Di kelas ini, kami menghafal ayat Al Quran berdasarkan topik, misalnya ada ayat-ayat dengan topik tentang kisah Nabi, ayat-ayat sains, politik, dan sebagainya.
Sebagai contoh, di kelas pertama kami, topik yang dipilih adalah kisah Nabi Nuh yang termuat di surat Al Qomar 9-17. Pertama belajar, kita gak langsung menghafal ayatnya nih. Tapi kenalan dulu dengan kosakata bahasa Arab yang dipakai. Kami diberikan kata kunci untuk tiap ayat sehingga ketika nanti menghafalkan ayatnya, proses menghafal menjadi jauh lebih mudah.
Hal unik lainnya, kami juga menghafal nomor ayatnya lho. Jadi begitu selesai menghafal suatu ayat, kami tak hanya bisa melafazkan, tapi juga paham akan maknanya plus lokasi MasyaAllah, seru kan!
Sekilas Tentang teacher Leyla, penggagas Tahfiz Quran Tematik
Saya pertama kali berkenalan dengan Teacher Leyla (atau lebih sering dipanggil TicLey) ketika beliau mengisi kulwhap tentang TQT di IP Asia. Waktu itu, TicLey sudah mengajarkan metode TQT ini secara offline saja di Malang dan beberapa tempat lain.
Nah, ternyata di awal pandemi covid, di mana banyak negara memberlakukan PSBB, TicLey membuka kelas online perdana via zoom. Mbak Dieni yang tahu minatku kepada Al Quran langsung mengajak ikut bareng. Awalnya aku sempat khawatir tak bisa membagi waktu. Tapi bismillah coba saja dulu ah…
TicLey itu mengajarnya seru, orangnya santai dan pengetahuannya MasyaAllah. Biasanya sebelum kita menghafal ayat, TicLey akan bercerita dulu tentang isi ayat yang akan dihafalkan, lalu belajar mufrodat dan baru setelah itu menghafal ayat. Beliau juga tak segan membedah ayat kata per kata, menjelaskan apa arti masing-masing kata berdasarkan kaidah bahasa Arab.
Setelah beberapa bulan mengenal beliau lewat kelas TQT, saya benar-benar salut akan kegigihan beliau mengajar. Bagaimana tidak, beliau tetap mengajar walaupun lagi bersafar ke luar kota. Ada momen beliau mengajar sambil berdiri di luar motel tempat beliau menginap, saat itu beliau sedang dalam perjalanan luar kota mengantar anaknya kembali ke pondok. Ada pula momen beliau mengajar sambil menggendong anaknya yang rewel, atau bahkan sambil menyusuinya. Sungguh, kami malu kalau gak semangat belajar, masa sih kalah semangat sama ticer.
Oiya, belajar di kelas TQT itu ada evaluasinya lho hihihi. Selesai belajar satu topik, kami aka membuat janji untuk evaluasi. Nah bayangkan, ada 30’peserta batch pertama kami waktu itu. Berarti ticer perlu menyediakan waktu luang ekstra untuk evaluasi.
Saya pribadi, biasanya memilih waktu evaluasi Jam 7 pagi SGT di hari Ahad ketika si kecil masih tidur. Saya pikir itu sudah pagi banget. Ternyata, ada juga lho peserta lain yang tinggal di Eropa, yang janjian evaluasi jam 4 pagi, pas banget habis solat subuh WIB. Dan TicLey tetap mengakomodasi semuanya, MasyaAllah.
Bagaimana Rasanya Menghafal Dengan Metode TQT
Bagi saya pribadi, proses menghafal ayat menjadi jauh lebih mudah dengan metode TQT. kelas TQT tiap minggu nya Itu serasa mood booster. Setelah selesai kelas pasti bahagia. Bagaimana tidak, di sana tergabung beberapa hal favorit saya, menghafal Quran dan juga memahami maknanya dengan mendalami bahasa Arab. Hal yang sudah lama saya tinggalkan sejak semakin banyaknya kesibukan berkeluarga.
Lewat TQT ini pula saya banyak bertemu para pengajar tahsin di seantero Singapura, yang sudah pada senior-senior. Bahkan saya juga satu kelas dengan pencetus tahsin online salah satu komunitas muslimah di Jepang. Rasanya bersyukur banget, karena saya jadi bisa meningkatkan jam terbang memperbaiki bacaan Al Quran saya, sekaligus mencermati bagaimana TicLey dan para cikgu yang lain saling mengoreksi bacaan.
Oya, kelas TQT ini tidak hanya untuk kaum muda lho. Di kelas saya ada nenek-nenek berusia 60+ tahun dengan 4 cucu. Kami memanggilnya Oma Dini, untuk membedakan dari kakak saya, mbak Dini.
Oma Dini ini salah satu peserta yang sangat bersemangat dari awal. Beliau aktif bertanya jika ada ayat yang kurang dimengerti, dan juga tidak malu menyetor hafalan di hadapan peserta lain yang mungkin usianya sama dengan anaknya. MasyaAllah… saya benar-benar salut dengan semangat beliau.
Munaqosyah TQT
Setelah tamat satu modul TQT, ternyata ada acara khusus yang bernama munaqosyah. Ternyata itu adalah ujian publik bagi peserta TQT, di mana kita akan diuji oleh orang lain, bukan TicLey, dan akan ditonton orang banyak.
Hiyaa…. deg-degan gak sih…. gimana kalau nanti lupa atau nervous. Begitu banyak pikiran negatif berseliweran di kepala. Awalnya aku sempat berencana tak usah hadir saja, toh tidak wajib. Tapi melihat semangat teman-teman lain mempersiapkan munaqosyah, aku jadi ikut bersemangat. Bagaimana tidak? Ada beberapa teman yang ngajakin rehearse bareng-bareng, jadi kita saling menguji satu sama lain.
Ada lagi yang share metode belajar masing-masing. Ada yang membuat quiz di Quizlet, ada yang membuat mindmap, bikin arisan kocokan supaya gak kagok jika diminta menyebutkan ayat secara acak, dan bahkan kakakku sharing catatannya bikin cantolan nomer ayat (ini istilah kita supaya mudah menghafal korelasi ayat dan nomornya). Duh itu cantolannya super banget… asli bikin ngakak karena idenya benar-benar kreatif. MasyaAllah, hati ini rasanya campur aduk, gembira dan terharu. Haru melihat semangat mereka menghafal walau tidak di usia muda lagi.
Hari munaqosyah pun datang. Karena jamnya bertepatan pas dengan bakda dzhuhur di Singapura, saya sudah mempersiapkan anak-anak dari awal. Mereka makan siang lebih awal sehingga ketika saya harus online mereka sudah bisa tidur siang.
Di munaqosyah ini TicLey membuat surprise bagi murid-muridnya. Saya pikir, penguji publik itu adalah jajaran guru dari Yayasan Bait Al-Hikmah foundation, di mana TQT bernaung. Ternyata, TicLey mencarikan penguji satu per satu bagi tiap muridnya, dari kalangan teman atau keluarga dekat, mengejutkan banget gak sih. Ada yang kaget karena pengujinya adalah adik atau anak kandungnya sendiri. Ada juga yang diuji oleh orang tuanya. Saya sendiri mendapat penguji dari teman sesama IP Asia yang sudah back for good ke Bandung. Surprise…! Pantesan TicLey sempat berpesan, “Jangan bengong ya nanti liat pengujinya… “ sambil cekikikan.
Format ujian benar-benar sudah direncanakan tim yayasan dengan matang, sehingga sangat memudahkan penguji dan yang diuji.
Bisa dilihat di video di bawah ini yaa.. rekaman ujiannya.
Nah, akhir minggu ini InsyaAllah kelas batch 2 akan mengadakan munaqosyah. Saya pribadi menawarkan diri membantu mencarikan penguji untuk salah seorang peserta yang kebetulan teman tahsin di sini. Ya Allah, saya jadi merasakan sendiri bagaimana menghubungi calon penguji satu per satu. Baru setelah menghubungi empat orang, saya berhasil mendapatkan orang yang bersedia menjadi penguji.
Saya langsung terbayang TicLey saat mencarikan penguji bagi peserta batch 1. Ada 30 peserta dan TicLey sendirian menghubungi para penguji mereka. Tak terasa mataku langsung berkaca-kaca, terharu dengan kegigihan TicLey untuk menyelenggarakan momen munaqosyah yang tak terlupakan.
Oya, masih dibuka kesempatan mendaftar bagi siapa saja yang mau menonton munaqosyah akhir pekan ini. Berikut ini info pendaftarannya ya…
::
Apa Tahap Selanjutnya?
Setelah 1 modul selesai, kali ini TicLey menantang kami untuk bergantian jadi mentor dalam mengajar. Ya, TicLey tak akan mengajar live lagi, hanya mengirim rekaman kosakata dan talqin ayat per ayat. Lalu kami akan bergiliran memandu kelas tiap minggunya.
Semakin Produktif Dengan TQT
Mumpung saya sedang menjalani kelas Bunda Produktif, saya pun berazam ingin lebih produktif di kelas TQT. Bukan hanya menyerap ilmu tapi menebar manfaat. Maka inilah yang bisa saya lakukan:
- mengarsip rekaman – materi pelajaran menggunakan glideapp, untuk memudahkan teman-teman merevisi ulang pelajaran
- Ikut serta mengoreksi jika ada bacaan teman lain yang perlu diperbaiki, hitung-hitung menambah jam terbang menyimak bacaan AL Quran
Teacher Leyla dan kelas TQT-nya sudah berhasil mengobarkan semangat saya dalam memahami Al Quran lebih jauh. Semoga saja kelas TQT ini bisa semakin mendekatkan saya pribadi kepada AL Quran, juga mengaplikasikan ilmunya dalam mendampingi anak-anak menghafal AL Quran, aamiin…
Tidak ada peran yang terlalu kecil, jadilah insan yang bermanfaat, bagi dirimu, keluargamu dan lingkunganmu.
Leave a Reply