Pada tahun 2011 aku berkenalan dengan clodi. Karena browsing-browsing tentang clodilah, aku jadi tahu ada yang namanya pembalut kain.
Impresi pertamaku tentang pembalut kain adalah mahal. Ya, pembalut kain yang beli jadi itu harganya mahal. Maka itu, aku tak pernah berani mengajukan proposal membeli pembalut kain. Sebagai gantinya, jadilah aku mencari info bagaimana cara menjahit pembalut sendiri. Dan ternyata mudah sekali!
Berbekal handuk butut dan daster zaman kuliah yang sudah kekecilan, aku pun mencoba menjahit pembalut sendiri. Polanya pun bermacam-macam. Ada yang ku-trace sendiri dari pembalut sekali pakai. Ada pula yang menggunakan menspad pattern yang bisa diunduh dengan mudah dari internet. Hasilnya, wow, lumayan juga. Aku jadi punya beberapa pembalut yang cukup untuk dipakai bergantian selama siklus haidku.
Tanpa kain khusus
Seperti yang kuceritakan di atas, pembalut kain pertamaku tidak menggunakan kain khusus seperti microfiber yang berdaya serap tinggi, atau lapisan stay-dry dan anti bocor untuk menjaga kenyamanan saat haid. Namun, mereka tetap bisa berfungsi dengan baik kok.
Mudah dicuci
Salah satu pertanyaan pertamaku saat mengenakan pembalut kain adalah bagaimana nanti mencucinya? Repotkah? Karena sebelumnya aku terbiasa asal buang saja.
Ternyata setelah dijalani, biasa aja kok, enggak repot. Aku menggunakan metode ‘wet pail with lid’ untuk menyimpan pembalut yang belum sempat dicuci. Saat waktu mencuci tiba, tinggal dibilas manual dulu untuk menghilangkan noda lalu masuk ke mesin cuci seperti biasa. Mudah kan.
Warna Putih atau Gelap?
Untuk pembalut pertamaku, aku sengaja menggunakan warna gelap karena kuatir kurang pandai dalam menghilangkan noda. Baru belakangan ini saja aku memberanikan diri untuk membeli pembalut dengan lapisan penyerap warna putih. Hal ini aku lakukan untuk memudahkanku mengetahui ketika siklus haid sudah mau selesai.
Bagaimana dengan noda?
Surprisingly, mayoritas pembalut kainku tidak bermasalah dengan noda. Satu-satunya yang terkena noda susah hilang adalah yang aku buat dari kain flanel (bekas selimut bayi).
Mau Coba Jahit Sendiri?
Yuk, mulai saja dulu dengan kain-kain yang ada di rumah. Pola bisa diambil dari ukuran pembalut yang biasa dipakai maupun dari internet (ini contohnya).
Mesin Jahit atau Jahit Tangan
Membuat pembalut dengan mesin jahit pastinya akan lebih cepat selesai ya. Namun, bukan berarti tidak bisa dijahit tangan lo. Salah seorang temanku membuat pembalutnya dengan cara jahit tangan dan it still works.
Aku pribadi menggunakan mesin jahit murah meriah yang cuma memiliki satu jenis jahitan (lurus saja).
Kancing Snapnya Bagaimana?
Aku pribadi membeli seperangkat kancing snap dan alat pemasangnya karena berniatan menjahit clodi untuk anak-anakku. Nah, makanya sekalian saja dipakai ketika membuat menspad.
Jika tidak ada snap, bisa juga kita menggunakan kancing jepret model jadul ataupun perekat velcro.
Nah, ternyata mudah saja kan membuat dan memakai pembalut kain. Yuk dicoba!
Leave a Reply