Jurnal Ibu Pembelajar

A Journey To Be A Better Mom

  • Institut Ibu Profesional
    • Bunda Sayang
    • Bunda Cekatan
    • Bunda Produktif
  • Rumbel Literasi
  • Parenting
    • Portfolio Anak
    • Online Talent Club
    • Catatan Ibu
  • Belajar Alquran
  • About Me
You are here: Home / Family Stories / Komunikasi produktif / Komunikasi Produktif Hari Ke-7: Refleksi Pengalaman

September 12, 2018 by Fiftarina

Komunikasi Produktif Hari Ke-7: Refleksi Pengalaman

Sharing is caring!

Bismillah

Alhamdulillah sudah masuk hari ke-7 dari tantangan 10 hari komunikasi produktif. Di kesempatan kali Ini saya mencoba untuk memakai refleksi pengalaman dalam berkomunikasi dengan anak-anak.

Sudah menjadi rutinitas anak2 untuk mengaji setiap sore. Biasanya saya akan duduk bersama mereka dan menyimak bacaan mereka satu per satu.

Tapi jujur sejak dek Maryam lahir, saya sering membiarkan Mas Abdur ngaji sendiri, karena saya masih repot ngurusin adek2nya.
Toh bacaan mas Abdur sudah cukup baik, pikir saya. Ternyata, namanya juga masih anak2 ya.. saya perhatikan mas Abdur suka ngebut dan kadang2 keliru baca.

Akhirnya saya menyempatkan lagi untuk menyimak bacaan nya, dan benar saja.. banyak Yang salah. Tapi stlh bbrp bulan dibiarkan ngaji sendiri, Mas Abdur seakan protes tiap kali saya koreksi bacaan nya. Akhirnya sesi mengaji jadi sesi penuh protes dan kadang tangisan.

Saya frustasi, Abdur pun frustasi. Kadang saya sampe berfikir apa sebaiknya saya carikan dia guru ngaji di luar supaya dia nggak menyangka ‘Ibu aja Yang strict banget ngoreksi bacaan nya’. Tapi saya masih bertahan, ingat ingat pahala mengajarkan anak Al Quran itu besar dan berterusan.

Maka bbrp hari yang lalu, stlh beberapa kali mengkoreksi bacaan dan membuat Abdurrahman sebel dan mulai mewek, saya pun memutuskan bercerita tentang pengalaman kami (saya dan suami) mengajar Iqro saat Abdurrahman masih kecil.

‘Dulu waktu Bapak dan Ibu masih di Boise (Amerika) , Bapak Ibu diminta Pakdhe Ery ikut ngajar Iqro di masjid. Waktu itu Bapak ngajar abang2 Yang sudah besar2 lho, mungkin primary 4,5,6. And you know what, bacaan Mas Abdur sekarang jauuh lebih bagus dari bacaan mereka waktu itu. Nah, ada nih abang2 -duh Ibu Kok lupa ya namanya – Yang bacaan nya salah2 mulu. Lalu sama Bapak dikasih tips. Bapak suruh si Abang itu pake pen buat nunjuk ke harokat2 tiap huruf. Kalo fathah ya pen nya ke atas, pas kasroh pindah ke bawah, kaya gitu terus sampe ngajinya selesai. Akhirnya, stlh bbrp minggu, si Abang itu ngajinya jadi baguus lho.. ga salah2 lagi.. Mas Abdur mau coba? Yuk.. coba skrg ibu deh yang nunjuk2 pas Mas Abdur ngaji..’ 

Minimal cerita itu mampu meredakan kesebelan nya dan mau ngaji lagi tanpa nangis2. Apakah tips dari ceritanya ia praktekkan? Belum, hahaha, kecuali jari saya yg tunjuk2. Tapi minimal skrg dia mau ngaji lebih pelan dan berkurang salah bacanya, Alhamdulillah.

Si Khadijah gmn kabarnya? Ehem.. anak yg satu ini juga kadang bisa anti bgt dikoreksi ibunya. Bisa sampe menjerit atau ‘mancal2’ (apa Ini bhs indo nya yah) menunjukkan dia gak suka.

Bbrp hari ini dia lagi belajar idghom bighunnah ketika nun sukun/tanwin ketemu huruf wau. Nah.. ini lebih challenging dibanding kan kalo idghom nya ketemu huruf mim, nun, lam, ro karena kalo ketemu wau ga ada tasydid nya, jadi masih sering salah.

Hari ini pun begitu. Suasana dah panas hihihi.. Khadijah nya udah ngambek gak mau ngulangi baca yg bener. Biasanya kalo saya lg ga sabaran, respons saya, ‘Ayo mbak, Ini dek Maryam nya keburu rewel dan ngantuk, cepetan.. ‘ Yang tentu saja nggak menyelesaikan masalah.

Kali Ini saya putar otak gmn caranya spy Ini anak luluh. Akhirnya saya pun bercerita bagaimana guru saya juga pernah menegur saya karena bacaan idghomnya belum benar. Bu guru lalu mencontohkan cara mendengung yang benar saat membaca idghom bighunnah. Saya ceritakan bahwa dengung nya itu berasal dari hidung sehingga hidungnya harus mengembang kaya ‘pig’ saat mendengung. Saya pun mempraktekkan salah satu bacaan idghom dan mengembangkan hidung. ‘Udah ky pig blom, mbak?’ Ia menggeleng. Saya pun melanjutkan bahwa saya juga masih terus belajar supaya bisa baca idghom yang benar, bukan cuma dia saja yg belajar.

Alhamdulillah stlh itu Khadijah pun mau melanjutkan ngaji lagi. Yaa.. masih ada salahnya tapi beda nya ia mau mengulang lagi sampai benar.

#hari7
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional

Related Posts

  • Komunikasi Produktif Hari Ke-10: Ganti Perintah Dengan PilihanKomunikasi Produktif Hari Ke-10: Ganti Perintah Dengan Pilihan
  • Komunikasi Produktif Hari Ke-9: Katakan Yang Kita InginkanKomunikasi Produktif Hari Ke-9: Katakan Yang Kita Inginkan
  • Komunikasi Produktif Hari Ke-8:Mengganti Perintah Dengan PilihanKomunikasi Produktif Hari Ke-8:Mengganti Perintah Dengan Pilihan
  • Komunikasi Produktif Hari Ke-6: EmpatiKomunikasi Produktif Hari Ke-6: Empati
Sharing is caring!
❮❮ Previous Post
Next Post ❯ ❯

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

CommentLuv badgeShow more posts

About Me

Welcome! My name is Fiftarina. I started this website as an avenue to pen down things that I do with my family. Read more...

Subscribe to our Weekly Newsletter

Stay updated! Get notified on our newest posts right on your inbox

What are you looking for?

Reader’s Favorite

Taliwang Grilled Chicken, yumm..

Taliwang Grilled Chicken

Breastfeeding my baby on the go

Why I keep breastfeeding my baby beyond the first year

Playing with giant blocks at Imaginarium

Imaginarium at Singapore Art Museum

Recent discussion

  • Fiftarina on Penggunaan Teachable dalam Persiapan Menuju PSLE
  • Feri on Penggunaan Teachable dalam Persiapan Menuju PSLE
  • Fiftarina on Pengalaman Tak Terlupakan di Lee Wee Nam Library
  • Nurhilmiyah on Pengalaman Tak Terlupakan di Lee Wee Nam Library
  • Fiftarina on Pelajaran Berharga dari Sahabat di Rantau
  • Parenting & Motherhood
  • Kids Activities
  • Family Stories
  • From my kitchen

Pretty Chic Theme By: Pretty Darn Cute Design