Belanja online sudah menjadi bagian dari rutinitas kami bahkan sebelum pandemi berlangsung, mulai dari groceries, perintilan rumah tangga, maupun perlengkapan anak.
Ketika terjadi pandemi, intensitas belanja online pun semakin menjadi-jadi karena kami berusaha untuk tidak keluar rumah kecuali untuk hal yang esensial saja.
Dari sekian banyak barang yang dibeli, manakah yang menjadi best buy-nya?
Sejujurnya, barang-barang yang kami beli selama pandemi tidak terlalu spesial. Barangnya masih itu-itu saja. Namun, kalau ditanya, apa barang yang menjadi worth banget selama masa pandemi, maka saya memilih webcam.
Mengapa Perlu Webcam?
Sebetulnya, webcam ini sudah dibeli jauh sebelum pandemi muncul, sekitar lima atau enam tahun yang lalu. Ini adalah salah satu perangkat yang kupakai untuk ngeblog, supaya dapat membuat video ulasan produk.
Akan tetapi, pada kenyataannya webcam ini sering menganggur. Karena sibuk dalam mendampingi keluarga, si hitam imut ini lebih sering teronggok di rak penyimpanan kami daripada dipakai rekaman. Pandemi inilah yang membuat si webcam mulai digunakan lagi secara rutin.
Kami tidak memiliki laptop di rumah, kecuali laptop kantor suami yang khusus dipakai keperluan pekerjaan. Itu pun fitur kameranya dilarang digunakan oleh pihak perusahaan.
Di sisi lain, pembelajaran daring anak-anak lama-kelamaan memerlukan pertemuan tatap muka dengan media Zoom. Jika hanya temu kangen untuk bertukar sapa atau hadir apel pagi, tentulah layar handphone atau iPad sudah mencukupi untuk keperluan ini. Akan tetapi, layar kecil kurang mumpuni untuk pembelajaran penuh dengan screen sharing yang menampilkan berbagai latihan soal.
Alhasil, keluarlah si webcam ini dari guanya supaya anak-anak bisa mengikuti pembelajaran dengan komputer berlayar besar.
Lebih Dekat dengan Logitech c920 HD Pro
Webcam yang saya miliki adalah Logitech c920 HD Pro. Konon, saat dirilis pertama kali pada tahun 2012, ia adalah salah satu webcam terbaik yang ada di pasaran. Sembilan tahun telah berlalu, tetapi Logitech c920 masih menjadi salah satu webcam favorit dengan kualitas istimewa.
Video yang dihasilkan oleh webcam ini sangat jernih, dengan resolusi HD. Gambar yang terekam juga terang dan tidak pernah blur. Belakangan baru saya tahu bahwa dia dilengkapi fitur autofocus dan automatic low-light correction. Ia bisa dengan cepat mengatur fokus sesuai gerakan objek serta menyesuaikan tampilan dalam kondisi minim cahaya. Pantas saja kualitasnya mengalahkan webcam mayoritas laptop pada umumnya.
Webcam ini juga dilengkapi built-in stereo dan dual microphone sehingga penggunanya tidak perlu menggunakan piranti tambahan. Untuk keperluan video chat atau meeting virtual, webcam ini sudah sangat mumpuni.
Cara pemasangannya juga gampang. Pertama, kamera ini dilengkapi klip sehingga mudah direkatkan di atas layar monitor (baik laptop maupun monitor LCD). Ia juga bisa dipasang ke tripod jika diperlukan.
Bersifat plug and play, webcam ini bisa langsung dipakai setelah terhubung dengan komputer, tanpa perlu meng-install driver tambahan. Namun, teman-teman juga bisa meng-install software khusus dari Logitech jika menginginkan pengaturan yang lebih spesifik, seperti mengatur depth of view, resolusi, frame rate, dan lain-lain.
Webcam inilah yang menemani si sulung belajar daring dari rumah. Tak hanya itu, ia pun sempat dipakai ketika mengikuti kompetisi Matematika internasional yang diadakan secara online.
Bukan hanya anak-anak yang sering memakai webcam ini. Saya pun memakainya untuk pengajian tahsin yang dipindahkan online semenjak pandemi.
Tak ketinggalan, sang bapak pun ikut kebagian. Ketika ia tiba-tiba harus melakukan presentasi jarak jauh untuk komunitas KIPMI, webcam ini jualah yang menemani beliau.
Selain itu, kami bisa menghadiri berbagai reuni virtual sambil menyimak videonya di TV. Ya, si webcam disambungkan dengan komputer yang menggunakan TV sebagai layarnya. Puas pastinya, karena kami sekeluarga bisa mengikuti jalannya acara sambil leyeh-leyeh di sofa. Tak perlu lagi berdesak-desakan di depan layar kecil.
Mengingat sejarah awal mula dibelinya, saya jadi tersenyum sendiri. Dulu sang bapak sempat protes tentang harganya yang saat itu tergolong tidak murah.
Kini beliau berubah pikiran. “Ternyata worth banget ya si webcam ini,” katanya sembari mengucek-ucek kepala istrinya. Dan saya pun hanya bisa nyengir seraya berucap, “Alhamdulillah.”