Topik OTC kali ini adalah Aku Peduli. Ya, di sekitar kita masih banyak masyarakat dan anak-anak yang tidak bisa menikmati fasilitas dan kenikmatan hidup seperti yang kita rasakan.
Jangankan mainan, untuk makan saja belum tentu mereka makan 3x sehari.
Maka tantangan kali ini adalah berbagi. Bebas mau berbagi apa. Tujuannya adalah menumbuhkan empati anak-anak.
Nama anak: Khadijah (7 tahun), Abdurrahman (10 tahun)
Judul kegiatan: berbagi
Deskripsi kegiatan:
Sayangnya di Singapura golongan ini jarang terekspose dan lokasinya jauh dari rumah. Sempat tercetus rencana mengunjungi panti asuhan bersama Mbak Dini, tetapi batal berhubung Singapura memperketat peraturan keluar rumah.
Sempat juga menyampaikan kepada suami agar Abdurrahman bisa ikutan bapaknya menyalurkan zakat fitrah ke rumah-rumah, batal lagi karena jumlah orang yang berkumpul dibatasi maksimal lima.
Mau ngumpulin baju tak terpakai di rumah? Well, ini tetap on going sih, tapi rencana berbagi di Singapura akhirnya kandas setelah satu-satunya tempat yang menerima donasi baju tutup lebih awal karena kebanyakan donasi. Ya, kita telat haha, dan ternyata di tempat lain sdh gak bisa donasi baju. Oh well.
Baiklah, gapapa, kita fokus di berbagi yang bisa kita lakukan saja. Berbagi makanan untuk berbuka ke tetangga muslim, berbagi kue untuk eyang depan rumah dan saudara.
Alhamdulillah kami tinggal di lingkungan depan masjid sehingga punya beberapa tetangga muslim.
Mas Abdurrahman dan Khadijah pun dapat kesempatan berkirim makanan buka puasa beberapa kali. Mas Abdur ke rumah Pak Yusuf, mbak Dijah ke rumah si Babang.
Surprise-nya, anak-anak ini gak diijinkan pulang oleh pemilik rumah sebelum diberi balasan. Mas Abdur pulang-pulang membawa bubur dan jajanan buka, Khadijah bawa uang $10. MasyaAllah gak terduga sama sekali.
Ketika ditanya, bagaimana rasanya bisa berbagi dengan tetangga, keduanya merasa senang.
Beberapa hari menjelang lebaran, ada libur long weekend sehingga anak-anak bisa bikin kue sederhana di rumah. Selain untuk dimakan sendiri, mereka juga setuju kuenya dibagi-bagikan lagi. Kali ini target terdekatnya adalah eyang depan rumah yang sudah sepuh banget.
Sayangnya, belakangan rumah eyang sering tutupan (kami kira ngungsi ke tempat anaknya yang lain karena pembatasan kunjungan keluarga) sehingga akhirnya tugas memberikan kue diambil alih bapak ketika pas banget tetangga lagi buka pintu.
Masih ada sisa kue beberapa toples, Mas Abdurrahman pun berinisiatif membawa satu toples untuk keluarga Budhe saat silaturahim lebaran.
Bakat analytical dan administrator anak-anak terlihat saat pembuatan kue. Mereka berdebat tentang cara melelehkan coklat yang benar. Tak lupa jumlah kuenya dihitung satu persatu dan diletakkan di wadah-wadah kecil. Sebagai Catatan, ini kali keduanya mereka membuat kue yang sama. Yang pertama untuk konsumsi sendiri hihihi, yang kedua untuk dibagi-bagi.
Khadijah, seperti biasa, selalu memberikan reminder kalau ada tugas yang telah disepakati tetapi belum terselesaikan (dlm hal ini memberikan kue ke eyang). Dia juga muncul sifat deliberative-nya saat melelehkan coklat di kompor.
Aktivitas bakat yang terlihat
Khadijah:
- server
- analytical
- administrator
- producer
Abdurrahman:
- server
- analytical
- administrator
- producer
Aktivitas bakat dominan:
Khadijah: analytical
Abdurrahman: analytical
Sifat bakat dominan:
Abdurrahman: learner, analytical, responsibility, ideation
Khadijah: learner, analytical, consistency, deliberative.
Catatan Ibu:
Anak-anak mesti sering-sering diajak berbagi dan bercerita tentang the less fortunate, agar semakin terasah empatinya.